Azhar Arsyad Sebut Debat Pilgub Harus Bahas Solusi, Bukan Cerita Masa Lalu
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Calon Wakil Gubernur Sulsel Azhar Arsyad, memberikan saran kepada KPU Sulsel dalam menyelenggarakan debat kedua Pilgub Sulsel yang akan digelar pada 10 November mendatang.
Azhar menekankan pentingnya menciptakan ruang yang tenang tanpa sorak-sorai pendukung selama debat, sehingga para kandidat dapat menyampaikan gagasan mereka dengan lebih jelas. Menurut Azhar, debat adalah ruang edukasi yang disaksikan seluruh Indonesia, bukan hanya untuk warga Sulsel, sehingga harus bisa mencerminkan ide-ide konstruktif bagi masa depan.
“Teriak-teriakkan dari pendukung itu tidak bagus. Ini adalah ruang edukasi, ruang eksplorasi gagasan untuk lima tahun ke depan, bukan untuk membicarakan masa lalu,” ujar Azhar kepada wartawan pada Kamis (31/10/2024),
Ketua DPW PKB Sulsel ini juga mengapresiasi pendukungnya yang selalu tenang saat lawan bicara menyampaikan pandangan pada debat pertama 28 Oktober lalu.
“Kalau pendukung kami tenang mendengarkan, harapannya semua juga bisa begitu,” tambahnya.
Azhar juga menyarankan agar para calon diberikan waktu khusus untuk menyampaikan visi dan misi secara langsung dalam debat. Menurutnya, visi dan misi adalah dokumen penting yang menjadi acuan kerja jika mereka terpilih nanti.
“Debat ini bukan ajang untuk saling menjatuhkan, tetapi mengeksplorasi apa yang akan dilakukan ke depan untuk kemajuan Sulsel,” tegasnya.
Lebih lanjut, Azhar ingin agar pembahasan dalam debat fokus pada solusi dan ide-ide untuk masalah nyata yang dihadapi masyarakat. Ia mencontohkan isu pendidikan bagi anak-anak di pelosok, yang sering terhambat akses sekolah karena keterbatasan biaya dan kendala zonasi. Menurutnya, kebijakan proaktif yang memberikan akses pendidikan lebih luas sangat dibutuhkan.
Selain pendidikan, Azhar juga menyoroti kesejahteraan petani yang menurutnya perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah.
“Kita perlu ide-ide yang dapat benar-benar meningkatkan kesejahteraan petani. Ini tentang memberikan akses dan dukungan agar petani kita bisa lebih sejahtera,” jelasnya.
Azhar juga berharap debat kali ini bisa menekankan pentingnya penghargaan terhadap kearifan lokal dan nilai-nilai budaya yang ada di Sulsel.
“Sulsel itu heterogen. Ada berbagai suku dan budaya, seperti Tolotan, Kajang, dan Karampuang. Bagaimana pemimpin Sulsel nanti menghargai kearifan lokal ini, agar semua merasa dilibatkan,” tutur Azhar yang berpasangan dengan Moh Ramdhan Pomanto di Pilgub 2024 ini.
Selain itu, Azhar menekankan perlunya calon pemimpin menghargai peran tokoh adat dan pemangku adat yang telah berjuang menjaga nilai-nilai budaya.
“Penghargaan kepada para tokoh adat itu penting, mereka adalah pejuang yang mempertahankan jati diri daerah ini,” ujarnya.
Dalam hal ketertiban selama debat, Azhar juga mengusulkan agar KPU Sulsel mengevaluasi data-data yang dipresentasikan setiap pasangan calon. Menurutnya, pernyataan kandidat mengenai data ekonomi dan sosial harus diverifikasi faktanya untuk menghindari penyebaran informasi yang menyesatkan.
“Saya berharap ada cek fakta, terutama data seperti angka kemiskinan atau produksi pertanian, agar informasi yang disampaikan akurat,” kata Azhar.
Azhar berharap debat kedua nanti benar-benar menjadi ajang adu gagasan yang mengedukasi masyarakat dan memberikan pandangan jelas tentang visi para calon pemimpin Sulsel.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News