Cerita Bocah 13 Tahun di Jeneponto Rela Jualan Kue Keliling Demi Membantu Orang Tuanya
SULSELSATU.com, JENEPONTO – Anugrah, bocah laki-laki berusia 13 tahun asal Jeneponto, patut menjadi contoh bagi kita semua.
Di saat anak seusianya seharusnya menikmati waktu untuk bermain dan belajar, Anugrah justru berjuang membantu perekonomian orang tuanya dengan berjualan kue keliling sambil berjalan kaki dari satu warkop ke warkop lainnya.
Pada Jumat (08/11/2024), Anugrah terlihat menawarkan jualannya di Warkop Dalle, Jalan Ishak Iskandar, Jeneponto. Kue-kue yang ia jual antara lain Kue Kas Jeneponto, Baruasa, dan Kacang Telur.
Jurnalis SULSELSATU.com pun berkesempatan berbincang dengan Anugrah. Ia mengungkapkan bahwa setiap hari ia berjualan kue dengan berjalan kaki. Kue-kue tersebut dibawanya dalam wadah dan keliling sambil berjalan kaki dari warkop ke warkop, bahkan hingga ke kantor-kantor pemerintahan.
“Sudah empat bulan ini jualan kue keliling bantu mama,” ujarnya dengan semangat.
Anugrah, yang kini duduk di kelas 6 SD Negeri Parappa, Kelurahan Empoang Utara, Kecamatan Binamu, Jeneponto, mengaku berjualan kue setelah pulang sekolah.
“Pulang sekolah langsung pergi jual kue, yang antar saya ke kota mama. Di kota saya jalan kaki jualan,” katanya.
Setiap hari, ia membawa 29 bungkus kue yang sudah dibungkus plastik. “Biasanya laku semua, kadang juga ada yang tidak habis,” ungkapnya.
Menurut Anugrah, ia harus berjualan karena ayahnya sudah dua tahun menderita sakit usus buntu dan hanya bisa tinggal di rumah. “Sudah dua tahun sakit usus buntu, jadi ayah di rumah jaga adik-adik saya yang masih kecil, usia 6 tahun dan 7 bulan,” jelasnya.
Setiap hasil penjualan kue yang ia dapatkan langsung diberikan kepada orang tuanya. “Kue Baruasa ini mama beli, baru saya jual lagi. Kalau kue Kacang Telur, mama sendiri yang bikin. Alhamdulillah kadang laku semua, kadang tidak,” ujarnya.
Anugrah adalah anak ketiga dari pasangan Daeng Taba (53) dan Nanni (50). Ia tinggal bersama orang tua dan dua adiknya di rumah neneknya di Kampung Parappa, karena rumah orang tuanya di Desa Camba-Camba, Kecamatan Batang, belum selesai dibangun.
“Rumah panggung di Camba-Camba belum selesai, kakak. Belum ada dindingnya, dan lantainya belum dipasang papan. Jadi saya, mama, ayah, dan adik tinggal di rumah nenek,” cerita Anugrah.
Semangat Anugrah untuk berjualan muncul karena ia ingin membantu ibunya, mengingat sang ayah sedang sakit. Ditambah lagi, ia harus menjaga dua adiknya yang masih kecil.
“Saya lima bersaudara, saya anak ketiga. Kakak saya yang dua orang sudah berkeluarga dan merantau ke Kalimantan,” tambahnya.
Penulis: Dedi Jentak
Cek berita dan artikel yang lain di Google News