SULSELSATU.com, GOWA – Calon Wakil Gubernur Sulsel nomor urut 1, Azhar Arsyad mengaku optimis petani tidak lagi menderita melalui salahsatu programnya ‘offtaker’.
Selama ini bantuan pemerintah ke petani seperti bibit, pupuk, alat pertanian (alsintan) tidak cukup membuat petani sejahtera.
“Kita tidak mau petani menderita. Kadang bantuan benih, pupuk, kadang traktor, tapi pertanyaannya dimana pemerintah saat harga panen turun?,” tegas eks Anggota DPRD Sulsel periode 2019-2024 ini saat temu ratusan relawan di Bonto-bontoa Gowa.
Baca Juga : 10 Tahun Tak Mampu Urusi Banjir, Danny Justru Salahkan Para Pendahulunya
“Disitulah petani menderita. Bayangkan (petani) mulai menanam sampai pada akhirnya memanen. Saat terakhir (penen) harga turun, dan tidak ada pemerintah intervensi,” sambung Azhar.
Dari kasus itu, lanjut Azhar, jika dirinya terpilih bersama Moh Ramdhan Pomanto di Pilgub Sulsel ini, akan memberikan solusi ke petani. Dengan menerapkan government off-taker. Artinya, semua produk pertanian akan dibeli oleh pemerintah.
“Disitulah pemerintahan DIA hadir, melalui offtaker, dimana hasil panen petani, hasil nelayan jika terjadi penurunan akan dibeli dengan harga yang layak,” kata Azhar.
Baca Juga : Terungkap Penyebab Bantuan Desa Jelang Akhir Jabatan Andi Sudirman Tak Terealisasi
Program offtaker ini, juga dijelaskan Danny Pomanto saat debat kedua. Dengan skema 10 persen dari APBD yang ada yakni senilai 500 miliar.
Dari situ dialokasikan 200 juta per desa. Yakni 50 juta untuk peningkatan SDM kepala desa dan PKK. Rp 50 juta aparatur desa, disitu ada guru mengaji, guru sekolah minggu, guru hindu, pemandi jenazah dan imam masjid.
“Dan 100 juta untuk infrastruktur desa. Kalau padnya tidak naik. Tapi kalau naik kita akan naikan lagi karena jangan biarkan desa berjuang sendiri. Kasian kepala desa hanya mengandalkan addnya padahal mereka punya tanggungjawab di kabupaten kota,” ucap Azhar.
Baca Juga : Pasca Debat, Tokoh Masyarakat Gowa Tegaskan Aura Kemenangan DIA Kian Nyata
Azhar menegaskan program ini adalah realistis yang akan memberikan angin segar di desa membantu meningkatkan kesejahteraan.
“Seperti contoh di Makassar Pak Danny melalui program bank sampah yang membeli sampah masyarakat. Perputaran miliaran, sampah saja. Artinya apa, beliau kompeten, inovatif, punya visi yang jelas,” lanjut Azhar.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar