SULSELSATU.com, MAKASSAR – Satgas Percepatan Investasi Daerah Sulsel tak lama lagi akan dibentuk oleh Kejati Sulsel, Kanwil ATR/BPN, Pemprov Sulsel dan sejumlah stakeholder yang ada.
Salah satu yang akan menjadi fokus dari satgas tersebut nantinya adalah membantu permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku usaha di Sulsel.
Salah satunya adalah PT Masmindo Dwi Area (MDA) di kecamatan Latimjong, Kabupaten Luwu.
Baca Juga : PT MDA dan Pemkab Luwu Kerja Sama Tingkatkan Jalan Akses Logistik Pertambangan
Hal itu dikemukakan ketika salah satu peserta Forum Group Discussion yang juga merupakan perwakilan dari PT Masmindo menanyakan perihal langkah konkret apa yang akan dilakukan kedepannya untuk mengawal terlaksananya investasi di kabupaten Luwu, Sulsel.
Kepala Kejaksaan Tinggi Sulsel Agus Salim yang juga merupakan penggagas dibentuknya Satgas Percepatan Investasi Daerah tingkat Provinsi mengatakan, dirinya akan mendorong agar MDA bisa segera membangun infrastruktur untuk memulai eksplorasi.
“Masmindo ini nanti kita akan dorong terkait dengan beberapa kegiatan-kegiatan yang memulai kegiatannya untuk membangun infrastruktur yang akan menunjang pada saat eksplorasi maupun eksploitasi,” kata Agus Salim.
Baca Juga : Pakai 100 Persen Energi Terbarukan, MDA Raih Penghargaan Pemanfaatan Green Energy Terbesar PLN
Kata Agus Salim, Masmindo punya kontrak karya dari 1998 di 1400 hektar.
“Sekarang mau produksi dan sudah berikan kompensasi yang layak. Tapi msh ada yg persulit. Kami sudah periksa periksa itu status tanah yg masih persulit. Jangan sampai mereka nanti tidak dapat apa apa, karena bermasalah surat tanahnya itu,” kata Agus Salim dalam kegiatan FGD Percepatan Investasi Untuk Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Senin (11/11/2024).
Langkah Kajati ini sejalan dengan instruksi Jaksa Agung ST Burhanudin, bahwa kejaksaan memiliki kewajiban dalam mendampingi pemerintah daerah dengan mengawal, mendampingi dan membantu memberikan masukan kepada pemerintah daerah dalam hal mempermudah investasi daerah.
Baca Juga : Satgas Percepatan Investasi Sulsel Dibentuk, Target Pertumbuhan Ekonomi Hingga 8 Persen
Untuk diketahui, MDA saat ini masuk dalam 5 besar investasi tertinggi di Sulsel. Namun, hingga saat ini MDA tak kunjung memulai eksplorasinya di Kabupaten Luwu lantaran masih terkendala persoalan pembebasan lahan karena adanya dugaan mafia tanah.
Padahal di wilayah lahan tersebut telah ada Kontrak Karya yang berlaku sejak tahun 1998.
Menurut Agus Salim, permasalahan yang dihadapi MDA ini nantinya akan dielaborasi seluruh kendalanya dan diselesaikan agar iklim investasi di Sulawesi Selatan bisa meningkat dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Baca Juga : PT Masmindo Dwi Area Perkuat Komitmen Pendidikan Lewat Beasiswa untuk Mahasiswa Lingkar Tambang
“Dalam hal ini, salah satu bentuk dari wadah (Satgas Percepatan Investasi Daerah) ini kalau cepat terbentuk akan kira elaborasi di sini. Insya Allah dengan semangat aura positif yang ada di forum ini, bisa kita ciptakan investasi yang lebih baik ke depan,” jelasnya.
Terkait persoalan mafia tanah, Agus Salim menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar dilakukan upaya-upaya preventif. Apalagi mafia tanah memang menjadi salah satu penghambat investasi di daerah.
“Instruksi Bapak Presiden juga terkait dengan mafia tanah, memang menjadi penghambat dalam investasi. Dari kondisi ini kita lakukan dulu upaya-upaya pencegahan,” Intinya Negara tidak boleh kalah oleh mafia tanah! tegasnya.
Baca Juga : Kadis Disnakertrans Luwu Sebut Proyek Awak Mas Serap Lebih 70 Persen Tenaga Kerja Lokal
Oleh karena itu, dalam waktu dekat Kejati Sulsel bersama Pemprov Sulsel dan Kanwil ATR/BPN Sulsel akan segera menandatangani nota kesepahaman pembentukan Satgas Percepatan Investasi Daerah.
Satgas itu nantinya akan menangani seluruh permasalah investasi yang ada di Sulsel.
“Dari MoU itu juga nanti akan kita selesaikan, apakah itu soal izin yang terkendala, apakah itu memang ada mafia tanah di dalamnya, seperti yang saya sampaikan tadi jangan sampai negara bayar negara karena ada oknum yang mencoba menguasai lahan dengan dokumen-dokumen, yang mohon maaf, mungkin dokumennya butuh diklarifikasi atau diperiksa dulu keabsahannya,”
tandasnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar