10 Tahun Tak Mampu Urusi Banjir, Danny Justru Salahkan Para Pendahulunya

10 Tahun Tak Mampu Urusi Banjir, Danny Justru Salahkan Para Pendahulunya

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Pernyataan Calon Gubernur Sulsel nomor urut 1 Moh Ramdhan Pomanto tuai sorotan lagi usai menyalahkan pendahulunya terkait banjir yang terjadi di Kota Makassar.

Danny Pomanto, sapaan akrabnya menyebut banjir yang selalu terjadi di Kota Makassar saat musim hujan selama 10 tahun dirinya menjabat wali kota, bukan merupakan bencana hidrometeorologi. Melainkan kesalahan tata ruang yang dilakukan mantan wali kota sebelumnya.

“Itu bukan bencana hidrometeorologi, tapi itu kesalahan tata ruang yang diterapkan oleh para pendahulu saya,” kata Danny Pomanto, saat menjawab pertanyaan Cagub 02, Andi Sudirman, pada debat terbuka kedua Pilgub Sulsel, di Hotel Claro, Minggu (10/11/2024).

Pernyataan Danny itu dilontarkan menjawab pertanyaan Cagub 02 Andi Sudirman, bagaimana mengatasi banjir di wilayah perkotaan, utamanya Kota Makassar.

Menurut Danny, saat awal menjabat dia terkejut karena ada areal yang seharusnya dipergunakan untuk menampung air menjadi lokasi perumahan.

“Makanya pada awal menjabat saya kampanye: jangan beli rumah di tempat air menetap. Makanya banjir di Makassar ini bukan bencana hidrometeorologi karena justru orang datangi tempat air,” katanya.

Mengetahui pernyataan tersebut, Mantan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin pun angkat bicara.

IAS mengatakan, 10 tahun lalu, saat baru terpilih, Danny Pomanto ditemani IAS pergi meninjau titik-titik banjir di Makassar. Artinya, tegas IAS, sejak 10 tahun lalu, Danny paham dua hal, pertama di mana titik-titik banjirnya, dan kedua kepastian bahwa setiap tahun banjir akan berpotensi terjadi.

“Tapi kelihatannya, sejak 10 tahun itu, boleh jadi tidak tersentuh. Maka cara paling sederhana adalah melemparkan tanggung jawab kepada pemimpin yang lalu-lalu,” tutur IAS dalam keterangannya, Selasa (12/11/2024).

“Anggaplah kalau benar (meskipun sama sekali tidak benar) itu kesalahan pemimpin lalu, tapi sebagai pemimpin 10 tahun, apa yang sudah DP perbuat,” tanyanya lebih lanjut.

Seharusnya kata IAS, kalau DP sudah melakukan sejumlah terobosan soal banjir, jelaskan ke publik apa yang sudah dilaksanakan.

Tapi kalau memang tidak kerja apa-apa sambungnya, memang paling sederhana dan mudah menyalahkan pemimpin lalu dan masyarakat yang salah lokasi beli rumah.

Menurut IAS, pernyataan tersebut justru menunjukkan dan semakin terang benderang bahwa Danny Pomanto pemimpin yang tahunya hanya bisa menyalahkan.

“Menyalahkan pemimpin lalu, menyalahkan bawahan, menyalahkan lembaga survei, menyalahkan cuaca. Semua salah di mata DP. Boleh jadi hanya DP yang paling benar saat ini,” ungkapnya.

Tim Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubenur Sulsel Nomor Urut 02, Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) juga menyoroti pernyataan rival mereka.

Jubir Andalan Hati, Muhammad Ramli Rahim (MRR) mengatakan, seorang pemimpin tidak seharusnya melempar tanggung jawab seperti itu. Bicara banjir, seharusnya ada solusi yang dikerjakan untuk mengatasinya.

“Pemimpin itu harus bertanggung jawab. Sudah sepuluh tahun memimpin, bukannya membuat solusi, tapi justru menyalahkan. Jelas kalau ini tidak benar,” tegasnya.

*Pesimis Danny Atasi Banjir Luwu

Dalam debat kedua lalu, Danny Pomanto juga bicara soal bencana seperti banjir yang sering terjadi di Luwu. Ia berharap dapat menghadirkan pemerintahan yang lebih peduli terhadap perlindungan lingkungan.

MRR mengaku pesimis dengan harapan politisi berdarah Gorontalo tersebut. Menurut dia, jangan sampai Danny lagi-lagi hanya menyalahkan pendahulunya sebagai sebuah solusi mengatasi banjir.

“Danny berjanji kasih solusi banjir Luwu. Jangan sampai nanti juga salahkan pendahulunya kalau gagal,” katanya.

MRR mengungkapkan, berbeda dengan Danny, Andi Sudirman adalah pemimpin yang tanggap bencana. Terbukti, Andi Sudirman pernah meraih piagam penghargaan dari Menteri Sosial RI atas peran dan kontribusi dalam penanganan korban bencana di Sulsel tahun 2022.

Sistem penaggulangan bencana yang dijalankan Pemprov Sulsel di era Andi Sudirman Sulaiman memang dinilai yang paling tanggap. Terlebih karena ia selalu turun tangan langsung dalam melakukan penanganan.

Bahkan ketika tidak lagi menjabat gubernur, Andi Sudirman tidak bisa diam melihat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Luwu pada pada awal bulan Mei 2024 lalu.

“Andi Sudirman kala itu turun langsung ke lokasi melakukan peninjauan sekaligus memberikan bantuan kepada para korban yang terdampak. Itu adalah bukti kepeduliannya kepada masyarakat Sulsel,” ujar MRR.

Sebelumnya, Akademisi Unhas, Ariady Arsal mengakui bahwa Andi Sudirman memiliki jiwa sosial yang sangat besar. Kepedualiannya kepada masyarakat begitu luar biasa.

“Kepedulian beliau kepada masyarakat sangat luar biasa,” ujarnya.

Lanjut Dosen Sekolah Pascasarjana Unhas ini, terkait sosok Andi Sudirman yang tanggap terhadap bencana, ia bersaksi bahwa itu tak perlu diragukan lagi.

Ariady mengaku pernah mendampingi langsung Andi Sudirman di beberapa momen bencana yang terjadi di Sulsel. Salah satunya banjir bandang yang melanda beberapa daerah di Sulsel, seperti Luwu Utara hingga Sinjai, awal Juni 2024 lalu.

“Saya menyaksikan secara langsung, betapa beliau sangat peduli terhadap orang-orang yang terdampak bencana saat itu,” bebernya.

Ariady juga menambahkan, dirinya sering berdiskusi dengan Andi Sudirman terkait kondisi Sulsel yang rentan di beberapa daerah akan bencana banjir, namun pada sisi lain juga sebagai lumbung pangan. Airnya bahkan melimpah dengan sungai yang mengalir di Kab Luwu Utara serta Wajo.

Dengan kondisi itu, menurutnya pemerintah bisa memitigasi bencana menjadi sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi Sulsel.

“Makanya salah satu agenda penting Andalan merampungkan infrastruktur bendungan di beberapa sentra pertanian. Selain menampung air dan menjadi sumber pengairan lahan pertanian, juga menata saluran irigasi dan drainase yang akan mengurangi banjir,” jelasnya.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga