SULSELSATU.com – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) terus menunjukkan komitmennya dalam mengimplementasikan praktik Keberlanjutan atau ESG (Environmental, Social, dan Governance) di seluruh aspek dan lini bisnis perusahaan.
Hal ini diwujudkan melalui kegiatan bertajuk Aksi Restorasi Bumi dengan melakukan penanaman 10 ribu pohon mangrove di Pantai Istambul Glagah Wangi, Demak, Jawa Tengah.
Acara dihadiri oleh Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah, Direktur Human Capital Management Telkom Afriwandi, serta Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi, pada Jumat (15/11/2024).
Baca Juga : Jelang Peringatan Hakordia 2024, TelkomGroup Deklarasikan Komitmen Anti Korupsi
Aksi Restorasi Bumi ini merupakan bagian dari tindak lanjut suksesnya gelaran Digiland Run 2024. Di mana Telkom mengonversi setiap 5 km jarak tempuh peserta lari menjadi satu bibit pohon. Hasilnya terkumpul sebanyak 18 ribu bibit pohon.
Sebagai wujud komitmen terhadap keberlanjutan, Telkom menambah jumlah bibit pohon yang akan ditanam.
Rinciannya 10 ribu pohon mangrove di Demak, 10 ribu pohon mangrove di Subang, 20 ribu pohon produktif di Sukabumi, dan 500 pohon produktif di Yogyakarta.
Baca Juga : Telkom Bukukan Pendapatan Rp112,2 Triwulan, Ditopang Bisnis Digital yang Semakin Tumbuh
Secara nasional, tahun ini Telkom telah berkontribusi untuk mengurangi dampak lingkungan melalui penanaman lebih dari 90 ribu pohon darat, 50 ribu pohon mangrove, dan 870 terumbu karang.
Dengan demikian perusahaan tidak hanya berfokus pada upaya peningkatan kesadaran masyarakat akan kesehatan, namun juga pelestarian lingkungan demi keberlangsungan hidup dan masa depan yang lebih baik.
Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menyampaikan, melalui Aksi Restorasi Bumi ini, Telkom berharap dapat membangun kembali dan memulihkan ekosistem di Pantai Istambul Glagah Wangi yang terdampak abrasi.
Baca Juga : Infomedia Hadirkan INFINITE Conference 2024 Membahas Revolusi AI untuk Transformasi Operasional Bisnis
“Selain memulihkan lingkungan, kegiatan ini juga diharapkan mampu mendukung pemulihan ekonomi masyarakat sekitar dengan kembali menjadikan lokasi ini sebagai tujuan wisata di Indonesia, sehingga dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan,” kata Ririek.
Pantai Istambul Glagah Wangi dipilih menjadi salah satu tempat untuk melakukan Aksi Restorasi Bumi. Kawasan tersebut pernah menjadi destinasi wisata yang bukan hanya menyajikan keindahan alam, tetapi juga memiliki nilai ekologis yang sangat penting, namun kini rusak dan memerlukan restorasi akibat abrasi dan erosi alam.
Hutan mangrove di Pantai Istambul Glagah Wangi memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir.
Baca Juga : Skor ESG Telkom Meningkat Signifikan, Raih Predikat Sangat Baik dari BPKP
Pohon mangrove mampu menahan abrasi yang terjadi akibat gelombang laut, sehingga dapat melindungi daratan dari kerusakan yang lebih luas, serta dapat menyaring polutan yang berasal dari air laut, sehingga kualitas air di sekitarnya tetap terjaga.
Dalam jangka panjang, keberadaan hutan mangrove di Pantai Istambul Glagah Wangi menjadi salah satu aset lingkungan yang harus dijaga kelestariannya, sehingga dapat mengembalikan Pantai Glagah Wangi sebagai tujuan pariwisata lokal.
Dengan demikian, Telkom tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga pada aspek sosial.
Baca Juga : Telkom Ajak Masyarakat Lestarikan Lingkungan Lewat Kompetisi Bumi Berseru Fest
Telkom membagi program penanaman pohon ini ke dalam dua kategori, yaitu pohon darat (green carbon) dan pohon mangrove (blue carbon). Blue carbon adalah karbon yang diserap dan disimpan oleh ekosistem laut dan pesisir.
Ekosistem ini berfungsi sebagai penyerap karbon alami (carbon sink) yang sangat efektif, membantu mengurangi jumlah karbon dioksida (CO2) di atmosfer dan memperlambat perubahan iklim.
Selain menyimpan karbon, ekosistem blue carbon juga berperan penting dalam melindungi pantai dari erosi, serta mendukung kehidupan masyarakat pesisir.
Indonesia memiliki potensi blue carbon terbesar di dunia, sehingga Telkom berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi tersebut.
Sedangkan green carbon adalah karbon yang diserap dan disimpan oleh ekosistem daratan, terutama hutan dan vegetasi darat lainnya. Ekosistem ini membantu mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dan memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim.
Ekosistem ini juga mendukung keanekaragaman hayati, menjaga kualitas air dan tanah, serta memiliki nilai penting bagi kesejahteraan manusia, baik dari sisi ekologi maupun ekonomi.
Selain itu, aksi ini juga selaras dengan program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), di antaranya SDG 13 tentang Aksi Iklim melalui penyerapan karbon dari hutan hijau dan hutan mangrove.
Selanjutnya, SDG 14 tentang Ekosistem Lautan dengan pelestarian hutan mangrove sebagai upaya melindungi ekosistem pesisir, serta SDG 15 tentang Ekosistem Daratan dengan mendukung keanekaragaman hayati melalui reboisasi.
Telkom tidak hanya menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan dan pelestarian lingkungan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam mendukung upaya global untuk mengatasi perubahan iklim dan pencapaian target net-zero emission.
SVP Group Sustainability and Corporate Communication Telkom Ahmad Reza menambahkan, Telkom terus berupaya dalam memberikan kontribusi yang berkelanjutan untuk masa depan Indonesia.
“Dan menjadi bagian dari solusi perubahan iklim global, sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mencapai net-zero emission pada tahun 2060,” ujarnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar