Opini: Pulau Lakkang: Benteng Ekologi Makassar di Tengah Perubahan Iklim

Opini: Pulau Lakkang: Benteng Ekologi Makassar di Tengah Perubahan Iklim

Oleh: Rahmaniar. J

Prodi Pendidikan Fisika Pascasarjana UNM

 

SULSELSATU.com – Di tengah hiruk-pikuk Kota Makassar, tersembunyi sebuah permata ekologi bernama Pulau Lakkang. Pulau ini, yang terletak di delta Sungai Tallo dan Pampang, menjadi contoh nyata bagaimana harmoni antara manusia dan alam dapat tercipta melalui adaptasi dan inovasi. Di tengah musim penghujan yang membawa risiko banjir dan tantangan perubahan iklim, Pulau Lakkang menawarkan pelajaran penting tentang keberlanjutan dan perlindungan ekosistem.

Arsitektur Tropis yang Beradaptasi dengan Lingkungan Pulau Lakkang menghadirkan arsitektur khas yang dirancang untuk menghadapi iklim tropis basah. Penelitian Nadjmi et al, mengungkapkan bahwa bentuk atap yang curam pada rumah tradisional membantu aliran air hujan dengan cepat, meminimalkan risiko kebocoran, dan mengurangi tekanan pada struktur bangunan. Selain itu, rumah panggung yang menjadi ciri khas Pulau Lakkang dirancang untuk menghadapi banjir akibat pasang surut sungai.

Penempatan rumah yang jauh dari garis air menunjukkan bagaimana masyarakat lokal memanfaatkan pengetahuan praktis dan perencanaan matang untuk mengurangi risiko kerusakan akibat banjir.

Material lokal seperti kayu, bata, dan seng juga dipilih untuk mendukung adaptasi terhadap iklim. Kayu yang ringan dan fleksibel membantu menahan tekanan struktural, sementara seng dan bata mendukung kenyamanan termal dengan menjaga suhu dalam ruangan tetap stabil di tengah cuaca ekstrem.

Peran Mangrove dalam Melindungi Pesisir
Ekosistem mangrove di Pulau Lakkang berperan penting dalam menjaga stabilitas pesisir. Penelitian Ayu dkk. (2022) dan Amal (2023) menunjukkan bahwa mangrove melindungi garis pantai dengan menahan tanah, menyerap energi gelombang laut, dan mengurangi erosi serta abrasi. Gelombang laut membawa sedimen untuk pertumbuhan akar mangrove, sementara akar-akar ini menstabilkan tanah, menciptakan siklus alami yang harmonis.

Selain itu, mangrove bertindak sebagai penyerap karbon yang efisien, mendukung mitigasi global warming. Pada musim penghujan, peran mangrove menjadi krusial untuk menjaga stabilitas lingkungan dan keanekaragaman hayati di tengah ancaman banjir.

Sistem Hidrologi yang Mendukung Keberlanjutan Pulau Lakkang berada dalam sistem hidrologi yang kompleks, dipengaruhi oleh curah hujan tinggi dan aliran Sungai Tallo. Penelitian ARFAN et al. (2023) mencatat bahwa sistem hidrologi ini berperan penting dalam mendukung aktivitas pertanian dan perikanan sebagai sumber penghidupan masyarakat.

Proses penguapan, presipitasi, dan aliran permukaan mencerminkan dinamika fisika hidrologi yang kompleks. Dengan pengelolaan air yang berkelanjutan, Pulau Lakkang dapat memastikan ketersediaan air bersih sekaligus menjaga produktivitas lahan di tengah perubahan iklim.

 

Interaksi Manusia dan Alam: Pelajaran untuk Masa Depan Interaksi masyarakat dengan lingkungan di Pulau Lakkang mencerminkan penghargaan terhadap sumber daya alam. Penelitian Syarif et al. (2020) menyoroti bahwa kesadaran kolektif dan dukungan pendidikan lingkungan adalah kunci dalam menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir.

Masyarakat Pulau Lakkang juga memanfaatkan desain bangunan yang ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan. Pendekatan ini tidak hanya melindungi mereka dari dampak cuaca ekstrem tetapi juga mendukung pelestarian ekosistem lokal yang menjadi bagian integral dari kehidupan mereka.

Inspirasi Keberlanjutan dari Pulau Lakkang Pulau Lakkang adalah simbol keberlanjutan di tengah tantangan perubahan lingkungan. Dari desain rumah panggung hingga restorasi ekosistem mangrove, pulau ini menawarkan inspirasi tentang bagaimana manusia dapat hidup berdampingan dengan alam sambil melindungi masa depan mereka.

Melalui kombinasi antara pengetahuan tradisional dan ilmiah, Pulau Lakkang menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan hanya tanggung jawab satu generasi tetapi juga warisan yang harus dijaga untuk generasi mendatang. Dengan mangrove sebagai pelindung, rumah panggung sebagai inovasi adaptasi, dan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan, Pulau Lakkang adalah teladan harmoni antara manusia dan alam.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Baca Juga