Lanjutkan Aksi Carbon Offset Program, KALLA dan Nelayan Tanam Ribuan Bibit Mangrove di Pangkep

Lanjutkan Aksi Carbon Offset Program, KALLA dan Nelayan Tanam Ribuan Bibit Mangrove di Pangkep

SULSELSATU.com, PANGKEP – Setelah sukses meraih 28 ribu bibit pohon dalam carbon offset program selama perhelatan event KYF 2024 beberapa waktu lalu, KALLA melaksanakan penanaman ribuan bibit pohon mangrove.

Penanaman berlangsung di kawasan pesisir Tekolabbua, Kabupaten Pangkep.

Kawasan pesisir tersebut juga merupakan salah satu project Corporate Social Responsibility (CSR) binaan KALLA bertajuk Aksi Mangrove Lestari.

Selama proses penanaman, tidak hanya internal KALLA yang terlibat tapi juga melibatkan kelompok nelayan binaan dan masyarakat pesisir di wilayah tersebut, Kesatuan Pengelolaan Hutan Bulusaraung (KPH), hingga Key Opinion Leaders (KOL) yang peduli terhadap isu dan kelestarian lingkungan.

“KALLA kembali melanjutkan carbon offset program yang telah kami kampanyekan selama Kalla Youth Fest 2024 awal September lalu melalui penanaman mangrove. Program ini dirancang untuk menanggulangi dampak perubahan iklim, menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir, dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar,” ungkap Nadya Tyagita, Corporate Communication & Sustainability Senior Department Head KALLA.

Mangrove dikenal sebagai salah satu tanaman paling efektif dalam menyerap karbon.

Menanam ribuan bibit mangrove di kawasan pesisir yang dikelola, KALLA tidak hanya memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon, tetapi juga mendukung keseimbangan ekosistem dan kehidupan masyarakat sekitar.

“Kami percaya bahwa setiap langkah kecil, seperti menanam mangrove, akan berdampak besar bagi keberlanjutan lingkungan. Program ini sejalan dengan visi misi KALLA untuk berkontribusi aktif dalam membangun bangsa melalui komitmen untuk menjaga dan melestarikan lingkungan,” lanjut Nadya Tyagita.

Sejak 2022, KALLA telah melaksanakan program desa binaan di kawasan pesisir Kabupaten Pangkep, untuk mendorong pemberdayaan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan.

Hingga 2024 ini, KALLA telah menanam lebih dari 40.000 bibit mangrove di kawasan pesisir binaannya. Sementara untuk bibit mangrove yang telah dihasilkan kurang lebih 130.000 bibit mangrove.

Program ini menjadi langkah nyata KALLA dalam menciptakan dampak positif jangka panjang melalui pemberdayaan, pelatihan, pemberian fasilitas bagi masyarakat pesisir, hingga membangun jejaring pemasaran bibit mangrove melalui koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Dinas Lingkungan hidup di wilayah tersebut.

“Dalam program ini, masyarakat diberikan pelatihan intensif tentang pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan mangrove. Upaya ini tidak hanya meningkatkan keterampilan warga tetapi juga membuka peluang ekonomi baru melalui kegiatan berbasis lingkungan. Penyediaan polybag untuk pembibitan mangrove, membuat masyarakat dapat memulai pembibitan skala kecil yang berpotensi menjadi usaha produktif,” tutur Ketua Kelompok Tani Nelayan Sejahtera Kelurahan Tekolabbua Hamzah.

Selain itu, KALLA memfasilitasi pembangunan rumah atau pondok kerja yang berfungsi sebagai tempat untuk mendukung kegiatan operasional pembibitan dan pelatihan.

Pondok kerja ini juga menjadi simbol kolaborasi antara perusahaan dan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan,” ungkap Hamzah.

KALLA berharap program ini dapat menjadi contoh bagaimana prinsip ESG dapat diimplementasikan secara menyeluruh, menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan pelestarian lingkungan.

Selain itu, agar masyarakat desa binaan menjadi mandiri secara ekonomi, mampu menjaga kelestarian lingkungan, dan terus berkolaborasi untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik.

“Program desa binaan ini adalah bagian dari komitmen kami untuk terus memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Kami percaya, kolaborasi adalah kunci untuk keberlanjutan. Melalui desa binaan ini, KALLA tidak hanya menciptakan perubahan pada skala lokal tetapi juga berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan,” tutup Nadya Tyagita.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga