OPINI: Jaga Diri, Keluarga dan Sahabat Agar Jauh dari Perilaku Korupsi
Oleh: Muhammad Ramli Rahim (Kepala Sekolah Institut Bisnis dan Profesi IKA Unhas dan Ketua Bidang Pengembangan Sumber Daya dan Inovasi Alumni Pengurus Pusat IKA Unhas 2022-2026)
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, punya cara unik dalam menjaga diri, keluarga dan sahabat agar jauh dari perilaku korupsi. Pendekatannya berbagai macam, mulai dari persuasif hingga menakut-nakuti.
Hal itu dilakukan Amran karena tak ingin dianggap menyalahgunakan amanah yang telah diberikan Presiden Prabowo Subianto kepada dirinya.
Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar itu mengungkapkan, sebelum dirinya menjabat lebih dulu ia melangsungkan pertemuan keluarga.
Di situ, dia menekankan kalau jangan sampai ada diantara keluarga yang akan menggangu niat baiknya yang ingin fokus mengabdikan diri untuk negara dan rakyat.
“Kami sampaikan, jangan mengganggu, cukup doakan saja. Tidak boleh ikut campur dalam bentuk apapun. Kami lakukan itu, dan seningat saya dulu saudara-saudara kami bahkan tidak ada yang pernah bertamu,” ujar Andi Amran Sulaiman menceritakan bagaimana dirinya tetap menjadi menteri yang idealis sejauh ini.
Penekanan yang disampaikan Amran, juga berlaku kepada siapa saja orang-orang terdekatnya, termasuk sababat maupun teman.
Amran lantas mengisahkan, bahwa pernah suatu ketika, ada sahabat dari kakaknya datang memberitahukan kepada dirinya kalau dia mendapatkan proyek Kementan yang nilainya mencapai Rp5 miliar.
Amran ketika itu hanya menyimak semuanya begitu saja, namun di belakang ternyata dia menelpon Dirjen yang bertanggung jawab terhadap proyek tersebut agar memutus kontrak dari sahabat kakaknya itu.
Kanapa itu dilakukan? Bagi Amran, dia tidak ingin ada anggapan negatif dari masyarakat apabila yang mendapatkan proyek Kementan adalah orang-orang dekatnya.
Sekalipun, kata Amran, orang itu tahu perusahaannya mengikuti proses sesuai dengan proseduralnya. Bagi Amran, tidak ada kompromi, sebab dia tidak ingin ada celah yang membuat orang-orang berdosa karena memfitnahnya.
Terlebih, karena apabila fitnah itu terjadi, bisa berdampak pada seluruh rakyat Indonesia, dimana tanpa kepercayaan, Amran akan sulit untuk menggerakkan Pertanian Indonesia.
“Kami tahu ini salah, katakanlah dia ke Pengadilan pasti menang. Akan tetapi kami tidak ingin ada sanksi sosial yang beredar dan ada keraguan terhadap saya nantinya. Jadi tidak apa mengorbankan satu orang untuk menyelamatkan 200 juta orang enggak apa-apa, itulah resiko,” ujarnya.
Kemudian lanjut Amran, ada cerita lain juga yang baru terjadi belum lama ini, dimana ada orang memperlihatkan foto dirinya dan berhasil mendapatkan proyek di Kementan.
Proyeknya bahkan telah selesai dikerjakan, namun belakangan diketahui oleh Amran. Sehingga dengan tegas Amran meminta agar proyek itu jangan dibayar.
“Ini juga baru-baru terjadi, tiga minggu lalu, foto saya diperlihatkan bahwa saya keluarga Pak Menteri, padahal saya tidak kenal. Kami lihat, kami sidak, dapat foto saya sama-sama, aku tidak kenal siapa ini orang. Aku minta jangan bayar, batalkan, suruh ke pengadilan. Karena caranya yang salah, memberitahukan kepada staf kalau Pak Menteri setuju,” bebernya.
Cerita lain, bahwa ada orang juga mengaku keponakan Amran, lalu memeras orang. Parahnya, yang diperas ternyata seorang jenderal bintang dua yang berhasil diambil uangnya Rp350 juta.
“Nah inilah kenapa saya melakukan semuanya. Cara membentengi diri dengan kata-kata terkadang belum ampuh, tetapi kalau dibarengi dengan tindakan seperti pepetah Bugis “Taro Ada Taro Gau” satunya kata dengan perbuatan. Itu baru orang percaya, sekalipun tidak semua. Jadi banyak kejadian seperti ini,” tandasnya.
Menurut Amran, cara yang dilakukannya mungkin tidak sedikit menganggapnya salah, namun itu harus dilakukan demi menyelamatkan rakyat, menyelamatkan petabi dimana ada 120 juta petani untuk pangan.
“Karena kalau ini yang tidak percaya, bagaimana bisa kita menggerakkan pertanian Indonesia,” cetusnya.
Meski cara yang dilakukan dianggap sudah begitu banyak untuk membentengi diri, tetap saja Amran mengaku belum bisa menjamin sepenuhnya kalau dia, ataupun Kementan akan sepenuhnya bersih dari perilaku korupsi.
“Kami tidak bisa jamin diri kami, tapi yang lalu selama kami berkarir mana ada terjadi demikian. Bahkan kadang aku main-main kalau ada you temukan, ada orang pernah memberikan yang bukan hak saya Rp2.000 saja, maka akan aku tukar uang itu dengan mobil mewah. Itu sudah 21 tahun saya berkarir mulai dari BUMN,” ujarya.
Amran lantas mengingat ada lagi satu cerita, bahwa pernah ada sahabatnya yang meminta proyek sebesar Rp100 miliar pupuk.
“Sahabat dekat saya, kebetulan dia orang partai. Saya bilang oke tidak ada masalah, saya bilang pupuk disini Rp35 triliun. Minta agak banyak sedikit, kebetulan saya menteri,” ujar Amran.
Selesai pembicaraan, kata Amran, sahabatnya itu lantas menyampaikan terima kasih, namun dia belum mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.
Amran ternyata tidak benar-benar menyampaikan hal tersebut karena setelahnya, dia justru memanggil seorang penyidik KPK yang kebetulan berkantor di tempatnya Kementan.
“KPK ada berkantor di sebelah, aku tombol (memanggil dia), masuklah dia. Terus dia plototin, keringat dingin sahabat saya. Dia sempat tidak percaya, tapi saya bilang ini KPK asli, dan kita ini sudah tersadap, sehingga satu bukti lagi kita masuk (penjara),” ucapnya.
Mengetahui situasi tersebut, sang sahabat, kata Amran, langsung mengatakan kalau dari tadi dia hanya bencanda soal proyek pupuk tersebut.
“Itu KPK benar memang, makanya di setiap tempat saya bertugas itu selalu minta kalau bisa ada dari KPK satu tau dua orang,” katanya.
Amran pun meminta agar masalah dengan KPK tidak bertambah, dia ingin sahabatnya itu agar memberitahukan kepada orang lain bahwa di Kementan ada KPK selalu mengawasi, sehingga tidak boleh ada terjadi perilaku korupsi.
“Sahabat saya ini tidak pernah lagi mau main-main, bahkan dia jadi iklan saya yang mengkampanyekan tidak boleh main-main di Kementan,” katanya.
“Jadi banyak cara membentengi diri, kalau sengaja untuk membuka celah perilaku korupsi sangat mudah,” pungkasnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News