SULSELSATU.com, MAKASSAR – Dinas Pendidikan Kota Makassar resmi meliburkan peserta didik jenjang PAUD/TK, SD, dan SMP di seluruh wilayah Kota Makassar.
Kebijakan ini menyusul peringatan dini cuaca yang diterbitkan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar.
Dalam surat edaran yang diteken Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Muhyiddin, pada Selasa (17/12/2024), kebijakan ini berlaku mulai Rabu, 18 Desember 2024 hingga Minggu, 22 Desember 2024.
Baca Juga : Makassar Dilanda Panas Hingga Oktober
Langkah ini diambil untuk menjaga keselamatan peserta didik seiring kondisi cuaca yang diperkirakan ekstrem. “Mulai Rabu, 18 Desember 2024 sampai dengan 22 Desember 2024, peserta didik disampaikan untuk tidak datang ke sekolah,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Muhyiddin, dalam surat edarannya.
Meski demikian, kegiatan belajar-mengajar tidak sepenuhnya terhenti. Muhyiddin menjelaskan bahwa bagi peserta didik yang belum menyelesaikan ujian akhir semester (UAS), kegiatan remedial tetap dilaksanakan secara daring oleh guru masing-masing.
“Jika dalam pelaksanaan UAS terdapat peserta didik yang belum tuntas penilaiannya, maka kegiatan remedial dilakukan guru secara daring,” tambahnya.
Baca Juga : Disdik Makassar Apresiasi Terobosan SIT Darul Fikri Makassar Gagas Program Riset Buat Siswa
Terkait penerimaan rapor semester gasal, Muhyiddin menegaskan bahwa jadwal tetap mengacu pada kalender pendidikan tahun ajaran 2024/2025, yakni pada Jumat, 20 Desember 2024.
Namun, jika kondisi cuaca tidak memungkinkan, penerimaan rapor dapat dijadwalkan ulang.
“Penerimaan rapor tetap sesuai kalender pendidikan pada 20 Desember 2024, tetapi jika kondisi cuaca tidak memungkinkan, penerimaan rapor dapat dilaksanakan setelahnya. Namun, tanggal penetapan penerimaan rapor tetap dicatat 20 Desember 2024,” jelas Muhyiddin.
Baca Juga : Gempa Tektonik Berkekuatan 3,6 Magnitudo Guncang Kabupaten Bone
Selain itu, Dinas Pendidikan juga menginstruksikan kepala sekolah, guru, pengawas, penilik, dan seluruh staf untuk melakukan kontrol terhadap kondisi sekolah masing-masing. Laporan tersebut selanjutnya harus disampaikan ke Posko Dinas Pendidikan Kota Makassar.
Sebelumnya, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang berpotensi melanda wilayah Sulawesi Selatan pada 18 hingga 22 Desember 2024.
Berdasarkan dinamika atmosfer terkini, fenomena La Niña lemah dan aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) pada fase 5 meningkatkan pembentukan awan hujan.
Baca Juga : Disdik Kota Makassar Siapkan Unit Layanan Disabilitas Pendidikan
Selain itu, pengaruh Gelombang Kelvin dan pusat tekanan rendah di Australia utara turut mendorong peningkatan curah hujan serta potensi angin kencang.
“Berdasarkan dinamika atmosfer terkini, fenomena ENSO terpantau berada pada fase La Nina Lemah. Kondisi ini menyebabkan pembentukan awan di wilayah Indonesia relatif lebih mudah,” jelas Kepala BMKG Wilayah IV Irwan Slamet dalam surat edarannya, baru-baru ini.
Irwan Slamet melanjutkan, memasuki periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 menunjukkan adannya potensi peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Sulawesi Selatan.
Baca Juga : Hasil Asesmen Belum Diumumkan, Disdik Diminta Tak Gantung Nasib Calon Kepsek
Prakiraan tanggal 18-22 Desember 2024, hujan dengan Intensitas Lebat hingga Sangat Lebat (akumulasi hujan selama 24 jam) berpotensi terjadi di wilayah kabupaten/kota Parepare, Barru, Pangkajene dan Kepulauan, Maros, Makassar, Gowa, dan Takalar.
“Serta potensi angin kencang di wilayah Sulawesi Selatan bagian barat dan Sulawesi Selatan bagian selatan,” imbuhnya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau agar mewaspadai gelombang tinggi di perairan sekitar Sulawesi Selatan.
Gelombang dengan kategori Sedang (Gel. 1,252,5 m) terjadi di Selat Makassar Bagian Selatan, Perairan Sabalana, Perairan Barat Kepulauan Selayar, Laut Flores Bagian Barat, Teluk Bone Bagian Selatan, Perairan Timur Kepulauan Selayar, Perairan P ulau Bonerate Kalaotoa Bagian Utara, Perairan Pulau Bonerate Kalaotoa Bagian Selatan, Laut Flores Bagian Utara, dan Laut Flores Bagian Timur.
Oleh karena itu, Irwan berharap para pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.
Dampak tersebut antara lain genangan, banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan keterlambatan jadwal penerbangan atau pelayaran.
“Masyarakat diharapkan selalu mengikuti informasi dari BMKG serta instansi terkait untuk memastikan mitigasi bencana hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik,” pungkasnya. (*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar