SULSELSATU.com, MAKASSAR – Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Makassar memastikan ketersediaan stok beras jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) dalam kondisi aman.
Hal ini menjadi prioritas utama DKP untuk menjamin kebutuhan masyarakat tetap tercukupi, terutama menghadapi momen lonjakan konsumsi saat libur panjang.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Makassar, Alamsyah Sahabuddin berujar, pihaknya juga menyiapkan langkah antisipasi untuk situasi darurat yang mungkin terjadi.
“Kondisinya sampai dengan menghadapi Nataru ini kita siap untuk itu. Kondisi ketersediaan beras ada di posisi 3.500 ton yang ada di Bulog. Khusus Kota Makassar, kita menyiapkan 98 ton untuk urgensi manakala ada hal yang tidak diinginkan,” ujar Alamsyah, Selasa (17/12/2024).
Dalam upaya pengelolaan pangan, Alamsyah menyatakan keyakinannya terhadap kestabilan stok beras hingga tahun depan.
Hal ini didasarkan pada kalkulasi yang matang terhadap cadangan beras yang tersedia di gudang Bulog. Pemerintah Kota Makassar juga aktif menjaga stabilitas pasokan agar tidak terjadi kelangkaan di pasar.
“Aman. Kita berani menjamin sampai bulan Maret tahun 2025. Melihat ketersediaan pangan, terkhusus beras SPAP yang ada di Bulog itu di posisi 3.500 ton,” tegasnya.
Sebagai upaya mencegah kenaikan harga, DKP telah melaksanakan program Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai wilayah.
Sepanjang tahun 2024, kegiatan ini sudah digelar lebih dari 40 kali di 11 kecamatan dan 40 kelurahan di Kota Makassar.
Program ini menjadi salah satu langkah strategis pemerintah untuk menekan laju inflasi dan membantu masyarakat mendapatkan bahan pangan dengan harga terjangkau.
“GPM sudah dilakukan lebih dari 40 kali sepanjang 2024. Dilaksanakan di 11 kecamatan dan 40 kelurahan, kemudian jumlah SPAP yang terjual selama kurun waktu 40 kali itu beras 27,5 ton,” jelasnya.
Selain beras, berbagai bahan pangan lain juga dijual dalam program GPM, seperti minyak goreng, gula pasir, hingga hasil olahan pangan dari kelompok wanita tani di lorong wisata (Longwis).
DKP turut melibatkan distributor dan produsen lokal untuk memperluas akses masyarakat terhadap bahan pangan berkualitas.
Kerja sama ini, lanjut Alamsyah, diyakini mampu menjaga kestabilan harga dan pasokan di tingkat lokal.
“Kita juga libatkan beberapa distributor, termasuk dari Prima Food, dia menjual ayam nugget dan olahan dari telur, kemudian ada dari distributor pangan menjual sayuran seperti cabai, tomat, lombok, jagung, dan lainnya,” tambahnya.
Keberlanjutan program ini juga menjadi perhatian Pemerintah Kota. Alamsyah menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen melanjutkan GPM karena terbukti memberikan dampak positif terhadap pengendalian inflasi di Kota Makassar.
Saat ini, angka inflasi Makassar berada di posisi 1,47 persen, lebih rendah dibandingkan tingkat provinsi maupun nasional.
“Kami akan terus berlanjut, karena ini berdampak luar biasa terhadap pengendalian inflasi di Makassar. Kami sampaikan juga bahwa berkat kerja sama beberapa OPD, inflasi di Kota Makassar di posisi 1,47 persen, lebih rendah dari provinsi, di mana provinsi 1,52 persen dan nasional itu 1,55 persen,” tutupnya. (*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar