Teka-teki Arah Politik Jokowi Usai Didepak dari PDIP
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Arah politik mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) kini menjadi teka-teki panas belakangan ini. Apalagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP resmi memecat Presiden ke-7 RI itu dari keanggotaan.
Setelah PDIP pecat Jokowi, statusnya bukan lagi sebagai kader PDIP, sejumlah partai pun menyatakan siap menampungnya. Di sisi lain, Jokowi juga tak menutup kemungkinan bakal mendirikan partainya sendiri.
Lantas kemana arah politik Jokowi kedepannya?
Tidak lama sejak Hasto Krisyanto menyebut Jokowi serta seluruh anggota keluarganya sudah tidak menjadi bagian dari PDIP, Gerindra dan Golkar langsung menyebut Jokowi punya hubungan khusus dengan mereka.
Terbaru, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mendatangi rumah Jokowi di Solo pada Selasa (10/12/24). Selain bersilaturahmi, Muzani beragenda mengundang Jokowi ke Kongres Gerindra pada Februari 2025.
“Saya mengatakan kepada beliau bahwa Gerindra Insya Allah akan kongres pada Februari 2025. (Jokowi diundang) kami akan sampaikan kepada beliau,” kata Muzani.
Sekretaris Jenderal Golkar Sarmuji juga menyebut pihaknya membuka pintu bagi Joko Widodo alias Jokowi apabila ingin bergabung.
Dia menyebut Golkar bakal menyambut Jokowi dengan penuh kebanggaan. “Sebagai partai terbuka konsekuensinya kalau Pak Jokowi masuk ke Golkar, ya, Golkar siap menerima dengan tangan terbuka sebagaimana orang lain juga kami terima,” kata Sarmuji.
Legislator DPR RI itu mengatakan tokoh sekaliber Jokowi yang punya pengalaman di berbagai level eksekutif tentu siap diterima Golkar.
“Kalau terhadap orang lain saja kami terima, apalagi Pak Jokowi yang punya pengalaman sebagai presiden,” lanjut Sarmuji.
Dia kemudian menerima pertanyaan soal kemungkinan Golkar sudah menawari Jokowi untuk bergabung ke parpol berlambang Pohon Beringin itu.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) angkat bicara terkait dengan peluang atau kans Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) untuk bergabung ke partainya.
Menurutnya, keputusan tersebut diberikan secara penuh kepada mantan Wali Kota Solo itu secara penuh. “Lebih baik tanya langsung ke pak Jokowi,” katanya kepada wartawan di kantor Presiden.
Lebih lanjut, Menteri Koordinator bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan itu mengaku tak ingin berkomentar terlalu jauh dengan pemecatan Jokowi dari tubuh partai berlogo moncong banteng putih itu.
Harapannya, AHY mengaku ingin semua pihak menjaga situasi politik dan mengakhiri 2024 dengan baik. Mengingat pada tahun ini ada banyak agenda politik yang terjadi.
“Karena 2024 ini sangat monumental semua bisa dikatakan event politik secara nasional, Pemilu, pilpres pemilihan anggota legislatif, baru saja kita lampaui pilkada terbesar sepanjang sejarah berjalan dengan baik, tentu masih ada proses mengajukan ke MK itu bagian dari demokrasi yang sehat yang harus kita jaga dengan baik,” pungkas AHY.
Aapn Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menyebut parpolnya tidak dalam posisi aktif untuk mengajak Presiden ketujuh Joko Widodo (Jokowi) untuk bergabung dalam barisan.
“Ya, kami serahkan kepada Pak Jokowi-lah. Pak Jokowi lebih tahu bagaimana dinamika politik ini,” kata Willy.
Dia berkata demikian menjawab pertanyaan soal kemungkinan NasDem mengajak Jokowi bergabung setelah eks Gubernur Jakarta itu dipecat dari PDI Perjuangan.
Namun, kata dia, NasDem adalah partai yang terbuka. Parpol berjargon Restorasi Indonesia itu siap menerima Jokowi bergabung. “Monggo mawon, Pak Jokowi, NasDem terbuka, anytime,” kata Ketua Komisi XIII DPR RI itu.
Hanya saja, Willy menyinggung soal kenyamanan berkawan dengan Ketum NasDem Surya Paloh demi menjawab kemungkinan parpol yang berdiri pada 2011 itu menawarkan Jokowi bergabung.
“Pak Jokowi, kan, sudah merasakan bagaimana nyamannya pundak Pak Surya. Jadi, monggo mawon, kami serahkan pada Pak Jokowi,” kata dia.
Sebelumnya pada awal Desember lalu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Jokowi dan keluarga tidak lagi bagian PDIP. Pernyataan tersebut ditanggapi Jokowi dengan mengatakan PDIP adalah partai perorangan.
Tidak ada penjelasan lebih mengenai apa yang dimaksud dengan partai perorangan oleh Jokowi. Jokowi kembali melontarkan jawaban yang sama saat ditanya mengenai dirinya yang saat ini tidak terafiliasi partai mana pun. “Ya partainya jadi perorangan, ya udah itu,” bebernya.
Partai perorangan kembali menjadi jawaban Jokowi saat ditanya terkait rencana bergabung ke partai lain selain PDIP. Begitupun juga saat wartawan mencoba mencari tahu mengenai peluang tawaran dari partai lain.
“(Rencana gabung partai lain?) partai perorangan. (Tawaran dari partai lain?) partai perorangan,” pungkasnya. (*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News