SULSELSATU.com, MAKASSAR – Menteri Sosial Saifullah Yusuf memastikan bantuan senilai Rp 1,2 miliar telah disiapkan untuk menangani dampak banjir di Makassar.
Bantuan ini merupakan bagian dari total lebih dari Rp 5 miliar yang disalurkan Kementerian Sosial ke 13 kabupaten/kota terdampak bencana.
“Untuk Makassar, kami mengucurkan lebih dari Rp1,2 miliar dalam bentuk bantuan tanggap darurat. Ini termasuk tenda pengungsian, kasur, pakaian, makanan cepat saji, hingga layanan psiko-sosial untuk anak-anak,” ujar Saifullah Yusuf saat mengunjungi lokasi pengungsian, (25/12/2024).
Baca Juga : Ribuan Warga Makassar Mengungsi Akibat Banjir
Bantuan tersebut juga mencakup santunan untuk korban meninggal dunia dan bantuan untuk warga yang terluka. “Selain barang-barang kebutuhan dasar, kami juga memberikan santunan kepada keluarga korban bencana,” tambahnya.
Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat
Menteri Sosial menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan relawan dalam menghadapi situasi darurat.
Baca Juga : BPBD Catat 48 Titik Rawan Banjir di Makassar
“Gotong royong dari masyarakat, mahasiswa, hingga pemerintah daerah sangat luar biasa. Semua pihak bergerak bersama, dari penyediaan dapur umum hingga evakuasi warga,” katanya.
Saifullah Yusuf juga menjelaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan rencana rehabilitasi jangka pendek dan panjang.
Untuk jangka pendek fokus pada pemulihan sawah yang terdampak banjir, perbaikan rumah-rumah rusak, dan memastikan pengungsi mendapatkan tempat tinggal sementara yang layak.
Baca Juga : NasDem Makassar Salurkan Bantuan ke Warga Korban Banjir
Sementara itu jangka panjang menangani penyebab utama banjir dengan perbaikan sistem drainase dan pengelolaan tata air yang lebih baik.
“Kami mendengar keluhan warga seperti sawah yang terendam atau rumah yang rusak. Semua ini akan ditangani dalam tahap rehabilitasi bersama pemerintah pusat dan daerah,” jelasnya.
Pelayanan Psiko-Sosial untuk Anak-anak
Baca Juga : Wakil Ketua DPRD Makassar Nurhaldin Bantu Evakuasi Korban Banjir
Selain kebutuhan fisik, Kementerian Sosial memberikan perhatian pada kondisi psikologis anak-anak yang terdampak bencana. “Kami menyediakan layanan psiko-sosial agar anak-anak bisa pulih dari trauma dan tetap ceria di pengungsian,” ujarnya.
“Banjir ini adalah ujian berat, tetapi juga menjadi momen untuk memperkuat solidaritas. Dengan kerja sama dan semangat gotong royong, saya yakin kita bisa bangkit lebih kuat,” tutupnya. (*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar