SULSELSATU.com, GOWA – Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) telah merilis info prakiraan cuaca di Sulsel selama enam hari ke depan pada 2-7 Januari 2025. Prakiraan menyebut Kabupaten Gowa masuk pada kategori dengan intensitas curah hujan lebat sampai sangat lebat.
Hal tersebut diungkapkan Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati pada Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Hidrometeorologi di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (2/1/2024).
“Dalam sepekan ke depan curah hujan sedang sampai sangat lebat berpotensi terjadi di Kabupaten Selayar, Bulukumba, Gowa, Sinjai, Bone, Maros, Pangkep, Barru, Wajo, Sidrap, Pinrang, Bantaeng, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Toraja Utara, Makassar, Parepare dan Palopo sehingga daerah tersebut perlu waspada dan melakukan penanganan sesuai dengan potensi wilayah masing-masing,” ungkapnya.
Baca Juga : Predikat Tingkat Gemar Membaca di Kabupaten Gowa Sangat Tinggi, Kedua di Sulsel
Menanggapi hal ini, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan meminta masyarakat Kabupaten Gowa untuk selalu waspada selama cuaca ektrem ini.
Apalagi, Kabupaten Gowa masuk dalam salah satu daerah di Sulsel yang cukup rawan terjadinya bencana banjir dan longsor.
“Tadi hasil prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG, Gowa masuk dalam salah satu daerah di Sulsel yang intensitas hujannya cukup tinggi sehingga diminta untuk kita melakukan waspada,” imbaunya.
Baca Juga : Bupati Adnan Lepas Purna Tugas Empat Pejabat di Gowa
Sebagai upaya dalam melakukan penanganan di tengah cuaca ekstrem ini, Pemkab Gowa telah mendirikan posko siaga bencana yang dipisatkan di Kantor BPBD Gowa, Jalan Tumanurung Sungguminasa yang dilengkapi dengan peralatan evakuasi.
“Kami sejak awal memasuki musim hujan telah mendirikan posko siaga bersama dan selama 24 jam ada personil yang standby dengan peralatannya seperti perahu karet yang sering digunakan dalam mengevakuasi, sehingga siapapun masyarakat kita mengalami keadaan darurat boleh menghubungi posko tersebut atau di nomor 0853 4141 3636,” tambah Adnan.
Olehnya dirinya berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan termasuk bantuan dari BNPB pusat senilai Rp719.936.000,- terdiri dari dana siap pakai Rp200 juta dan bantuan logistik atau peralatan senilai Rp519.936.000,- dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan.
Baca Juga : Indosat Beri Layanan Telekomunikasi Gratis bagi Korban Erupsi Gunung Lewotobi
Sementara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyampaikan, dalam 3 tahun terakhir jumlah kejadian bencana di Sulsel, tahun 2023 merupakan tahun dengan jumlah kejadian bencana tertinggi.
Jenis bencana yang paling sering terjadi adalah cuaca ekstrem 45,51 persen, diikuti bencana banjir 33,71 persen, dan tanah longsor 10,67 persen sehingga dapat disimpulkan jenis bencana yang mendominasi wilayah Sulsel adalah bencana hidrometeorologi basah.
“Mayoritas wilayah mengalami intensitas curah hujan yang tinggi yang menyebabkan terjadinya luapan air sungai, dan banjir, serta tanah longsor. Selain itu kejadian cuaca ekstrem menyebabkan angin kencang,” sebutnya.
Baca Juga : Kalla Rescue Latihan Intensif Tingkatkan Keahlian Respon Tanggap Darurat Bencana
Pada Rakor ini turut diserahkan bantuan penanganan bencana kepada 24 kabupaten/kota di Sulsel sesuai dengan status bencana yang telah ditetapkan yakni tanggap darurat dan siaga darurat.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar