SULSELSATU.com, JAKARTA — Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap ancaman siber, khususnya terkait pemasangan aplikasi dari sumber yang tidak resmi.
Mengunduh file APK dari luar Google Play Store disebut dapat meningkatkan risiko perangkat terinfeksi malware yang berpotensi mencuri data pribadi, termasuk informasi akun perbankan.
Direktur digital & Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha, menegaskan bahwa keamanan digital merupakan prioritas utama BRI.
Baca Juga : Dorong Ekonomi Kerakyatan, BRI Salurkan KUR Senilai Rp42,23 Triliun Hingga Akhir Maret 2025
“Ancaman siber terus berkembang. Kami berkomitmen menjaga data nasabah dengan standar tertinggi. Oleh karena itu, kami mengimbau agar masyarakat hanya mengunduh aplikasi dari sumber resmi seperti Google Play Store, terutama untuk aplikasi perbankan. Ini adalah langkah awal yang penting dalam melindungi perangkat dan data pribadi dari ancaman,” ujar Arga.
BRI juga mengingatkan masyarakat untuk selalu memeriksa izin aplikasi sebelum menginstalnya dan rutin memperbarui aplikasi mobile banking guna mengurangi risiko serangan siber.
Selain itu, pengguna disarankan untuk mengaktifkan fitur keamanan Play Protect pada perangkat Android, yang mampu mendeteksi aplikasi berbahaya secara otomatis.
Baca Juga : 1,2 Juta AgenBRILink Jangkau 88% Wilayah Indonesia, BRI Hadirkan Layanan Keuangan Hingga ke Pelosok Negeri
BRI menjelaskan beberapa modus penipuan siber yang sering digunakan pelaku kejahatan digital, antara lain:
1. Penyamaran Sebagai Perwakilan Lembaga Terpercaya
Penjahat siber kerap berpura-pura menjadi perwakilan resmi suatu lembaga untuk mengelabui korban.
2. Pengunduhan Aplikasi Palsu
Korban diarahkan mengunduh file APK dari sumber palsu yang menyerupai aplikasi asli, tetapi mengandung malware.
3. Pengaturan keamanan Dimodifikasi
Pelaku membujuk korban menonaktifkan fitur keamanan seperti Play Protect atau mengaktifkan opsi instalasi dari sumber tidak dikenal.
4. Akses ke Data Pribadi
Setelah aplikasi palsu terinstal, pelaku bisa mencuri data pribadi korban, termasuk informasi penting perbankan.
Untuk melindungi perangkat dan data pribadi, BRI merekomendasikan langkah-langkah berikut:
Baca Juga : Maknai Hari Kartini, BRI Berdayakan Wanita Indonesia Melalui Program BRInita
– Hanya unduh aplikasi dari Google Play Store agar terhindar dari aplikasi berbahaya.
– Aktifkan fitur Play Protect untuk memindai dan memblokir aplikasi berbahaya.
– Nonaktifkan opsi instalasi dari sumber tidak dikenal di pengaturan perangkat.
– Periksa izin aplikasi secara teliti, terutama jika aplikasi meminta akses ke data sensitif.
– Selalu perbarui aplikasi mobile banking untuk mendapatkan perlindungan keamanan terbaru.
Jika pengguna mencurigai perangkatnya telah terinfeksi aplikasi berbahaya, BRI menyarankan langkah-langkah berikut:
1. Nonaktifkan akses aplikasi mobile banking pada perangkat.
2. Segera hubungi Call Center BRI di 1500-017 untuk bantuan lebih lanjut.
3. Lakukan factory reset pada perangkat guna menghapus aplikasi berbahaya dan mengembalikan pengaturan ke kondisi awal.
Baca Juga : Hari Ini, Pemegang Saham BBRI Panen Dividen Final Senilai Rp31,4 Triliun
Dengan semakin meningkatnya ancaman siber, BRI berharap edukasi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga keamanan digital.
“BRI mengajak seluruh masyarakat untuk lebih waspada dan proaktif dalam menjaga keamanan digital mereka. Dengan memahami dan mengimplementasikan langkah-langkah perlindungan yang tepat, masyarakat dapat mengurangi risiko dan melindungi diri dari ancaman siber yang semakin kompleks,” ujar Arga.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar