SULSELSATU.com, TAKALAR – Seorang warga Desa Bonto Kanang, Kecamatan Galesong Selatan, Rahman Dg Ngemba, mengalami kendala saat mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Takalar, Rabu (15/1/2025).
Bermodalkan surat keterangan kehilangan dari Polsek Galesong pasca kehilangan dompet di Makassar, Rahman justru menghadapi dugaan pungutan liar (pungli).
Rahman menyebutkan, saat datang ke kantor Dukcapil, ia diberi alasan bahwa blanko KTP sedang tidak tersedia dan baru akan ada pada Februari mendatang. Ketika ditanya mengenai urgensi pembuatan KTP, Rahman menjelaskan bahwa dokumen tersebut diperlukan untuk membeli pupuk guna menunjang kegiatan bertani di musim tanam.
Karena mendesak, Rahman akhirnya menyampaikan, “Saya kasih Rp50 ribu asal kedatangan saya dari Galesong tidak sia-sia, dan saya bisa membeli pupuk untuk kebutuhan hidup.”
Setelah menyerahkan uang tersebut, ia diminta menunggu. Tak lama kemudian, KTP miliknya dicetak, menandakan blanko ternyata tersedia. Peristiwa ini menuai kritik dari Gerakan Mahasiswa dan Pelajar Intelektual Takalar (GEMPITA).
Ketua GEMPITA, Muhammad Asmin Rahman, menyatakan bahwa tindakan tersebut mencerminkan rendahnya profesionalisme dalam melayani masyarakat.
“Bagaimana masyarakat bisa hidup sejahtera jika untuk kebutuhan dasarnya saja mereka harus menghadapi kesulitan, apalagi jika ada oknum yang mencari keuntungan tidak pantas dari situasi ini,” ujar Asmin, 19 Januari 2025.
Ia menambahkan bahwa praktik semacam ini berpotensi menjadi budaya buruk yang mencoreng etika pelayanan publik. GEMPITA mendesak agar Kepala Dinas Dukcapil Takalar bertanggung jawab atas kasus ini.
“Mereka yang berpendidikan seharusnya menunjukkan integritas, bukan justru memperlihatkan ketidakjujuran kepada seorang petani lulusan SD. Ini adalah cerminan buruk dari kepemimpinan yang kurang etis,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Dukcapil Takalar belum memberikan konfirmasi terkait dugaan pungli tersebut. (*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar